Seperti pada postingan sebelumnya, tulisan ini juga merupakan hasil latihan dari pelatihan komunikasi #BentaraPapua pada beberapa minggu lalu :)
Oleh: Ian
Blog: Pecintakonservasi.wordpress.com
“Ini adalah trip perjalanan pertama saya.
Menyenangkan dan menegangkan”. Itulah
awal kata yang tepat untuk menggambarkan trip perjalanan kali itu. Mengapa
menyenangkan? Jawabannya karena saat itu merupakan trip perjalanan pertama saya
naik pesawat dan menegangkan, karena saya harus berangkat sendiri tanpa harus
ada orang yang mamandu perjalanan saya ke ibukota negara.
Bandara Soekarna Hatta
yang beroperasi sejak tahun 1985 ini dengan memiliki luas 18 km2 itu
kata mbah Google sihh gitu, hehehehe maklum anak kampung jadi semuanya masih
tergantung si mbah itu. Kembali ke leptop bandara itu tadi merupakan bandara yang akan diingat
oleh saya selama-lamanya (nyebut selama-lamanya pakai versi biak ya jadinya
seeeeellaaaaaamaaaa laaaamaaaanyaaaaaaa..hehehehehehe).
Awal tujuan saya sih waktu datang ke Jakarta
adalah untuk mempresentasikan program Hibah Bina Desa 2014 yang lolos
kualifikasi dari beberapa Universitas yang mengikuti program nasional tersebut.
Kaget juga sih waktu dengar pengumuman itu ternyata bisa juga yah anak kampung
bisa bersaing dengan orang kota. Rasis juga tapi biarin saja namanya juga
berkreasi. Program tersebut tadi diadakan oleh LIPI sebagai salah satu lembaga
bertaraf nasional yang bergerak di bidang pendidikan. Seru sih, ahhh
Cuma ini akan menjadi pekerjaan berat nantinya karena harus mempertanggung
jawabkan semua hal yang dibebankan kepada saya dan team dari Universitas Negeri
Papua.
Seminggu berlalu akhirnya
tanpa terasa proses presentasi berjalan dengan mulus. Yesssss!!!! Time to travelling,
tetapi waktu saya tidak banyak. Saya harus segera melapor tiket yang sudah di
booking sebelumnya pada jam 8 malam waktu setempat dan ini Ttiba-tiba
kepala saya menjadi pusing, kira-kira dikota yang disebut kota megapolitan
ini saya harus kemana ya?
Ehmmmmm dapat ide sepertinya
saya harus menginjakkan kaki saya di tempat yang namanya sering disebut banyak
orang yaitu Monas alias Monumen Nasional. Seperti apa sih Monas yang biasa
disebut orang tadi?……Akhirnya!!!!!
Saya memutuskan mengajak teman semasa SMA di Papua dulu yang juga kuliah di
Jakarta namanya Fikar dan Alter sebagai
guide local supaya saya tidak hilang,
serasa kayak bule ya? Hahaha nggak apa-apa sekali ini saja, kok malah seperti
lagunya Glend F. ya? (kok jadi kayak gini ya cerita tulisannya, ga nyambung,
hehehe kata tukul kembali ke leptop.)
“Ohhhh jadi ternyata ini ya
yang namanya Monas”. Lumayan sich, kata teman saya kalau malam lebih keren.
Kayaknya perlu dibuktikan. Sambil menunggu malam kami memutuskan untuk
nongkrong melihat aktifitas orang-orang yang berkunjung di halaman monas yang
luas itu, termasuk melihat para ladies
yang sedang lari sore,,,,hehehehehe). Wetttsssss…..Tanpa terasa sudah mulai
malam lampu sudah dinyalakan….kerennn sich cukup untuk memuaskan treveling saya
kali ini. Teman saya sebenarnya sudah mengingatkan saya supaya kita pulang
lebih cepat karena mengingat perjalanan ke bandara lumayan jauh, yahtetapi
karena asik menikmati pemandangan + Lady’s yah kata saya “ah santai saja
perjalanan kesana gampang itu” (Percaya diri).
Wehhhhh sudah jam setengah
8, keasikan sampai lupa waktu itu. Sudah akhirnya kami putuskan bergegas untuk
angkat kaki dari lokasi. Kami harus menunggu busway, dan ternyata inilah yang
menarik kita lupa kalau jam 8 itu adalah waktu penumpang busway full…mampus
sudah 10 busway yang singgah selalu full mana sudah jam setengah 9. Mulai panik
dan mulai muncul pernyataan menyesal “adohhhh kenapa tidak dari sore saja
pulangnya”. Kondisi tersebut mulai membuat kami terpaksa harus mengeluarkan
tenaga ekstra untuk berdesak-desakan, tetapi sudah jam 9 lewat nih tambah
panic lagi!!!). tanpa berfikir panjang mengenai harga dan lain-lain kamipun
langsung memutuskan memakai taksi blue bird (sebutan untuk taksi bertaraf sedikit elite dan aman ..andalannn). Ternyata!!!!! masalah belum selesai
sampai disitu lagi-lagi MACET!!!!!arggghhhhhhh sepertinya mau maki-maki saja
tapi tidak tau mau makinya sama siapa, sudah jam 9 tapi belum sampai ke bandara
mana harus ke hotel ambil barang-barang saya (Panik tingkat dewa!!!!!!!). end
than Sampai juga di bandara tapi sudah jam 10.15, mampussss masih bisa atau
tidak ya?. “Selamat malam, ini mba mau check in? (sambil menyerahkan tiket)”
kata mba “ maa pak pesawatnya baru saja take off.” Dengan perasaan menyesal
sayapun menjawab “oke mba makasih”
“Ini adalah bencana” kata
saya. Sambil berjalan keluar bandara saya pun menelpon teman saya dan untungnya
mereka masih berada di areal bandara. kata saya “syukur untung masih ada
kalian, asikkkkkk akhirnya tidak jadi gembel….hahahahaha (ketinggalan pesawat
baru senang lagi)”.
“Kisah ini masih belum
usai, masih ada lagi”. 2 jam telah berlalu dan kita masih belum bergerak angkat
kaki dari bandara untuk memikirkan nasib kita ke depan (macam pemerintah
saja…hahaha). Akhirnya kita mendapatkan ide untuk menelpon salah satu alumni
perikanan “namanya kak Angki” dan akhirnya solusi pun muncul. Kami bergegas
pergi ke hotel tempat kak Anggi nginap dengan sisa uang ditangan (sakiiitttt
eh). Setibanya kamipun menceritakan pengalaman yang baru saja kami alami dan
kak Anggipun cuma tersenyum simpul dan secara spontan kami pun ditanya “kalian
sudah makan?”. Pertanyaan itu seakaan membuat kita “sedikit” melupakan semua
yang terjadi (ihhhhh sedikit… hina sekali!!!!). “iyaa yah karena kejar waktu sampai
laparpun dilupakan (bisa yahhhh?#geleng-geleng kepala)”, kamipun tersenyum dan
menjawab pertanyaan kakak tadi. Senyum kami tidak tertahankan lagi ketika ada
pertanyaan berikutnya yang ditanyakan kepada kami, “kalian masih punya uang
atau tidak?” wooowww terkejut sekali kakak Anggi memang penyelamat kita malam
ini (Kak Anggi Is the best).
|
http://ksmtour.com/informasi/tips-wisata/tips-anti-ketinggalan-pesawat.html |
Keesokan harinya berita
menyenangkan pun datang lagi tetapi bukan dari kakak Anggi lagi namun datangnya
dari dosen pembimbing saya, “ibu Tresia” namanya. Walaupun sempat diawali
marah-marah sih, tp semua itu memang karena salah saya jadi “marah saja ibu,
marah saja dia nanti bagus…hahahahaha”. Berita baiknya itu adalah ibu telah
langsung membelikan tiket balik walaupun ibu harus merogoh kantong lebih dalam
tetapi ibu juga is the best
(hehehehehe.. ibu baik sakali ya!!). Pesannya ibu buat saya “mulai besok datang
ke bandara jam 5 sore ingat itu”, kata saya “iya ibu siap mulai malam ini saya
nginap di Bandara ibu hehehehehehe#lebay”.