Rabu, 06 November 2013

Dua Enampuluh Kain untuk Harga Mas kawin Seorang Gadis



Sore ini (28/09/13; pukul 3 sore), saya bersama Melki; seorang rekan kerja, berkesempatan untuk menyaksikan betapa berharganya seorang perempuan. Banyak hal yang dapat dilakukan orang untuk menunjukkan “harga” seorang perempuan, salah satunya yang dikenal seantero daratan Papua adalah Mas Kawin. Tidak hanya di Papua, di berbagai suku dan bangsa lainnya perkara mas kawin sudah mendarah daging sejak nenek moyang. Itulah yang kami saksikan soreh hari ini. Pembayaran mas kawin dari keluarga seorang laki-laki kepada keluarga seorang perempuan. Pembayaran mas kawin berdasarkan kebiasaan suku Kna di linggkungan adat Seremuk, kabupaten Sorong Selatan.
Adalah Kampung Kwowok di daerah distrik Saifi, kampung dimana berlangsungnya pembayaran mas kawin ini berlangsung. Kerumunan warga di halaman sebuah rumah panggung yang terbuat dari papan kayu tampak di di ujung kampung. Mereka sedang menghimpun “harta” sebagai maskawin. Harta tersebut berupa kain. Beberapa  jenis kain dilipat rapi kemudian disusun di depan halaman rumah dan dihitung jumlah dan jenisnya. Jenis kain didominasi oleh kain tenun yang berasal dari Batak maupun Timor.
Oleh penduduk sekitar lebih dikenal dengan kain Timur. Meski demikian, oleh masyarakat adat Kna,  tiap kain memiliki nama tersendiri. Jenis dan tingkatan kain berpengaruh terhadap harga. Adapun kisaran harga kain yang digunakan sebagai harta untuk membayar maskawin adalah Rp. 50.000 sampai 30an juta Rupiah.

Selain kain sebagai harta utama, saat ini peran uang menjadi mutlak untuk dihadirkan pula sebagai alat mas kawin. Terdapat juga beberapa peralatan dan perhiasan seperti manik-manik dan anting serta tombak. Sore ini kami melihat sejumlah uang yang diserahkan keluarga laki-laki ke keluarga perempuan. Sempat terjadi adu mulut karena menurut pihak perempuan , masih ada harta tambahan yang harus dibayarkan pihak laki-laki yakni berupa tombak dan anting  yang terbuat dari besi putih yang dalam bahasa Kna di sebut “king”. Karena sampai hari ini pihak laki-laki belum mampu menyediakan tombak dan king maka pihak laki-laki masih berutang kedua alat maskawin tersebut sebelum pembayaran harta kedua kelak.
Anda bisa bayangkan berapa totalnya jika kain-kain tersebut di rupiahkan? Setidaknya ada 20 kain laki-laki yang rata-rata harganya 10 juta plus satu kain kepala seharga 30 juta sementara kain-kain lainnya rata-rata dihargai 200 ribu rupiah.  Hitung-hitungan kasarnya dalam pembayaran harta pertama (tahap 1) tersebut sudah menelan dana sekitar ratusan juta. Itu baru harta pertama, sementara dalam suku ini mereka mengenal 3 tahap pembayaran mas kawin. Itu artinya masih akan ada dua (2)  tahap pembayaran lagi. Jadi,  berapa total mas kawin seorang perempuan dalam Suku Kna? Entahlah yang saya tahu, ada beberapa tahapan dalam pembayaran maskawin seorang perempuan dalam Suku Kna
Dari hasil wawancara saya dengan beberapa penduduk kampung, ada 2 kelompok maskawin dalam suku yang letaknya di dataran rendah bagian barat Sorong Selatan. Golongan pertama adalah mas kawin besar (utama) dan yang satunya lagi adalah lawannya besar. Kecil. Mas kawin Golongan besar atau utama ini terdiri dari 3 tahap yakni pembayaran tahap satu , dua dan tiga. Masing-masing dikenal dengan : Nala kwat , Babron dan Kasala / Sadir
Mas Kawin Kecil ada beberapa jenis yakni : 1) Sonik tli – ini proses pelepasan perhiasan dan hadiah dari orangtua perempuan, 2) Kerek berat ; pembayaran hamil pertama. Pembayaran dilakukan selama masa kehamilan 3) Wit’wak : proses pembayaran tali pusar setelah melahirkan. Wit’wak dibayarkan untuk setiap kelahiran anak berikutnya (selain anak pertama), 4) Safla /notsiofo : pembayaran kain pancingan yang diberikan oleh pihak perempuan dan akan dikembalikan dengan ‘bunga’ yang disebut notyet. 5) Taaf  Tahak  fasampewalo / Honi:  pembayaran harta terakhir sampai lunas sebelum meninggal. 


Kesimpulannya untuk perjalanan hari ini adalah Budaya = Unik tiap-tiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dan masing-masing memiliki keunikan. Yang kedua, Perempuan tentulah begitu berharga. Sehingga ada banyak yang dipersembahkan untuk mereka. Sejak zaman dulu kala, mas kawin sudah ada dan di sini, di Tanah Kna Seremuk ini seorang perempuan pun sebegitu berharganya. Sejatinya jumlah mas kawin yang dibayarkan hari ini melambangkan berartinya dia.

(21:30 Sira, 28 september 2013)

2 komentar:

  1. wadu mahal sekali ya..??? coba di tawarin gga ya.?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tawar, tambah kawan :) Di sana pantang buat laki-laki menawar-nawar. itu sama dengan harga diri .

      Hapus