Senin, 25 November 2013

Panen Kangkung di Kampung Sira


Senja petang ini begitu memikau. Memang, senja dalam beberapa waktu terakhir di Kampung Sira selalu memikau. Warna keemasaanya memancar dari ufuk barat mengiringi langkah saya dan Melki menuju posko tempat tinggal kami di Kampung ini. Masing-masing kami  menenteng sebuah kantong plastic berukuran besar berisi kangkung. Langit yang cerah karena baru saja usai hujan menambah suasana soreh lebih berwarna dan hati kami pun sangat berwarna melangkah menuju rumah meski jalan menanjak, kami begitu bersemangat berkat tentengan kantong plastik kami yang penuh sesak .
Dua bulan lalu, kala saya, Maya dan Maria datang dari Manokwari dengan membawa sedikit bibit sayuran; bayam, sawi dan kangkung. Beberapa hari setelah tiba, kami mencoba membuat bedeng di samping rumah koperasi milik warga kampung. Idenya sederhana, kami ingin “showing” kepada warga kampung bahwa betapa mereka telah mengalami kerugian akibat membiarkan lahan pekarangan rumah mereka yang luas kosong begitu saja dan hanya ditumbuhi rerumputan. Selebihnya mungkin kami bisa menunjukkan kepada mereka bahwa sayuran yang selam ini mereka beli dari Teminabuan atau dari para penjual sayur keliling menggunakan motor bisa mereka tanam dan peroleh dari pekarang yang mereka punya. Jika perlu, merekalah yang menjualnya ke kota.
Melki memanen kangkung

Bagaimana tidak, saya sudah sering melihat para mama-mama kampung mengerumuni penjual sayur keliling saat hadir di kampung dengan menggunakan motor. Sayuran yang dijual adalah sayur Kangkung, sawi dan kacang panjang . syukur si “mas sayur” tidak menjual sayur daung singkong atau “gedi” .
Menurut saya, warga kampung seperti ini tidak semestinya membeli sayur. Apalagi hanya sayur kangkung yang bisa tumbuh dimana saja?. Sekali waktu saya bertanya pada mama-mama yang sedang memborong sayur “mama dong di sini tra tanam sayur ka?”.  “trada …… kami ini tidak tau mau tanam model bagaimana lagi , sayur ni tram au tumbuh” jawab seorang mama. Wah? Kok aneh ya? Padahal banyak rerumputan dan pohon yang tumbuh di sekitar kampung. Artinya tanah disini lumayan subur. Atau demikian adanya?
Akhirnya diselah-selah kerjaan kami di antara 2 kampung ini, kami berhasil mebuat beberapa bedeng berukuran 80X150 cm . sebagian besar untuk kangkung darat dan selebihnya sawi dan bayam. Cerita saya lebih tertarik ke kangkung. Karena ini sayur favorit yang dibelih mama-mama. Selama beberapa hari setelah ditanam, kami cukup rajin menyiram bedeng. Karena dalam seminggu saja, hujan tak kinjung tiba. Syukurnya setelah 2 minggu hujan mulai turun hampir setiap hari jadi kami tidak perlu menyiram tanaman-tanaman itu setiap hari.
Maya dan maria sudah pulang ke Manokwari. Saya juga sempat ke manokwari untuk 3 hari dan kembali lagi. Dan kini sudah 2 bulan setelah ditanam , bedeng – bedeng yang tadinya gersang pun sudah hijau. Kangkung-kangkung sudah tumbuh dengan suburnya. Biarkan saya memberitahu anda sedikit rahasia dari kebun “sepanggal” ini hehehe. Jadi memang tanah di sekitar koperasi tidak terlalu subur karena tanah ini bekas hasil timbunan tanah saat pembuatan jalan raya sehingga unsur hara sangat sedikit. Tidak hanya itu. Timbunan yang digunakan juga berupa tanah yang agak liat . dibelakang koperasi merupakan tempat mama-mama meramas sagu yakni proses pemisahan patih. Ampas sagu tersebut bayak menumpuk dan sebagian sudah membusuk. Oleh kawan-kawan saya yang kreatif meski hanya menjadi petani dadakan :) menggunakan ampas sagu itu untuk dicamputr dengan tanah pada bedeng yang dibuat. Dan hasilanya mengejutkan. Sayuran kami cukup subur. Bahkan soreh ini saya dan Melki kecapaian memanen kangkung-kangkung itu. Selain karena dikejar hujan. Meski demikian. Kami sangat bangga. Hari ini, kami memanen tanaman yang kami tanam sendiri. Kami bangga karena mampu menunjukkan kepada wrga kampung bahwa, apaun yang ditanam tidak akan ditolak oleh tanah kecuali menaman hal yang buruk.
Hari ini juga kami senang karena besok kami akan makan bersama warga daya sayurnya dari kebun yang kami tanam . hari ini kami sangat senang. Karena besok kami akan kembali ke Manokwari hehehehe. Tapi saya akan lebih senang jika tahun 2014 nanti, saya datang lagi dan masing-masing warga memiliki bedengan sayur. Tak ada lagi prnjual sayur yang masuk kampung. AMIN

1 komentar:

  1. http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/01/wajib-tahu-ini-10-racun-paling.html
    http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/01/kenalkan-lea-dan-ava-si-kembar-identik.html
    http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/01/5-momen-mengerikan-di-film-film.html

    QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    • BB : 2B3D83BE
    Come & Join Us!

    BalasHapus