Rabu, 03 Desember 2014

Anak Kampung Yang Melarat Di Ibu Kota



Seperti pada postingan sebelumnya, tulisan ini juga merupakan hasil latihan dari pelatihan komunikasi #BentaraPapua pada beberapa minggu lalu :)

Oleh: Ian


Blog: Pecintakonservasi.wordpress.com

“Ini adalah trip perjalanan pertama saya. Menyenangkan dan menegangkan”. Itulah awal kata yang tepat untuk menggambarkan trip perjalanan kali itu. Mengapa menyenangkan? Jawabannya karena saat itu merupakan trip perjalanan pertama saya naik pesawat dan menegangkan, karena saya harus berangkat sendiri tanpa harus ada orang yang mamandu perjalanan saya ke ibukota negara.
Bandara Soekarna Hatta yang beroperasi sejak tahun 1985 ini dengan memiliki luas 18 km2 itu kata mbah Google sihh gitu, hehehehe maklum anak kampung jadi semuanya masih tergantung si mbah itu. Kembali ke leptop bandara  itu tadi merupakan bandara yang akan diingat oleh saya selama-lamanya (nyebut selama-lamanya pakai versi biak ya jadinya seeeeellaaaaaamaaaa laaaamaaaanyaaaaaaa..hehehehehehe).
 Awal tujuan saya sih waktu datang ke Jakarta adalah untuk mempresentasikan program Hibah Bina Desa 2014 yang lolos kualifikasi dari beberapa Universitas yang mengikuti program nasional tersebut. Kaget juga sih waktu dengar pengumuman itu ternyata bisa juga yah anak kampung bisa bersaing dengan orang kota. Rasis juga tapi biarin saja namanya juga berkreasi. Program tersebut tadi diadakan oleh LIPI sebagai salah satu lembaga bertaraf nasional yang bergerak di bidang pendidikan. Seru sih , ahhh Cuma ini akan menjadi pekerjaan berat nantinya karena harus mempertanggung jawabkan semua hal yang dibebankan kepada saya dan team dari Universitas Negeri Papua.
Seminggu berlalu akhirnya tanpa terasa proses presentasi berjalan dengan mulus. Yesssss!!!! Time to travelling , tetapi waktu saya tidak banyak. Saya harus segera melapor tiket yang sudah di booking sebelumnya pada jam 8 malam waktu setempat dan ini Ttiba-tiba kepala saya menjadi pusing, kira-kira dikota yang disebut kota megapolitan  ini saya harus kemana ya?
Ehmmmmm dapat ide sepertinya saya harus menginjakkan kaki saya di tempat yang namanya sering disebut banyak orang yaitu Monas alias Monumen Nasional. Seperti apa sih Monas yang biasa disebut orang tadi ?……Akhirnya!!!!! Saya memutuskan mengajak teman semasa SMA di Papua dulu yang juga kuliah di Jakarta namanya Fikar dan Alter  sebagai guide local supaya saya tidak hilang, serasa kayak bule ya? Hahaha nggak apa-apa sekali ini saja, kok malah seperti lagunya Glend F. ya? (kok jadi kayak gini ya cerita tulisannya, ga nyambung, hehehe kata tukul kembali ke leptop.)
“Ohhhh jadi ternyata ini ya yang namanya Monas”. Lumayan sich, kata teman saya kalau malam lebih keren. Kayaknya perlu dibuktikan. Sambil menunggu malam kami memutuskan untuk nongkrong melihat aktifitas orang-orang yang berkunjung di halaman monas yang luas itu, termasuk melihat para ladies yang sedang lari sore,,,,hehehehehe). Wetttsssss…..Tanpa terasa sudah mulai malam lampu sudah dinyalakan….kerennn sich cukup untuk memuaskan treveling saya kali ini. Teman saya sebenarnya sudah mengingatkan saya supaya kita pulang lebih cepat karena mengingat perjalanan ke bandara lumayan jauh, yah tetapi karena asik menikmati pemandangan + Lady’s yah kata saya “ah santai saja perjalanan kesana gampang itu” (Percaya diri).
Wehhhhh sudah jam setengah 8, keasikan sampai lupa waktu itu. Sudah akhirnya kami putuskan bergegas untuk angkat kaki dari lokasi. Kami harus menunggu busway, dan ternyata inilah yang menarik kita lupa kalau jam 8 itu adalah waktu penumpang busway full…mampus sudah 10 busway yang singgah selalu full mana sudah jam setengah 9. Mulai panik dan mulai muncul pernyataan menyesal “adohhhh kenapa tidak dari sore saja pulangnya”. Kondisi tersebut mulai membuat kami terpaksa harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk berdesak-desakan, tetapi sudah jam 9 lewat nih tambah panic lagi!!!). tanpa berfikir panjang mengenai harga dan lain-lain kamipun langsung memutuskan memakai taksi blue bird (sebutan untuk taksi bertaraf sedikit elite dan aman ..andalannn). Ternyata!!!!! masalah belum selesai sampai disitu lagi-lagi MACET!!!!!arggghhhhhhh sepertinya mau maki-maki saja tapi tidak tau mau makinya sama siapa, sudah jam 9 tapi belum sampai ke bandara mana harus ke hotel ambil barang-barang saya (Panik tingkat dewa!!!!!!!). end than Sampai juga di bandara tapi sudah jam 10.15, mampussss masih bisa atau tidak ya?. “Selamat malam, ini mba mau check in? (sambil menyerahkan tiket)” kata mba “ maa pak pesawatnya baru saja take off.” Dengan perasaan menyesal sayapun menjawab “oke mba makasih”
“Ini adalah bencana” kata saya. Sambil berjalan keluar bandara saya pun menelpon teman saya dan untungnya mereka masih berada di areal bandara. kata saya “syukur untung masih ada kalian, asikkkkkk akhirnya tidak jadi gembel….hahahahaha (ketinggalan pesawat baru senang lagi)”.
“Kisah ini masih belum usai, masih ada lagi”. 2 jam telah berlalu dan kita masih belum bergerak angkat kaki dari bandara untuk memikirkan nasib kita ke depan (macam pemerintah saja…hahaha). Akhirnya kita mendapatkan ide untuk menelpon salah satu alumni perikanan “namanya kak Angki” dan akhirnya solusi pun muncul. Kami bergegas pergi ke hotel tempat kak Anggi nginap dengan sisa uang ditangan (sakiiitttt eh). Setibanya kamipun menceritakan pengalaman yang baru saja kami alami dan kak Anggipun cuma tersenyum simpul dan secara spontan kami pun ditanya “kalian sudah makan?”. Pertanyaan itu seakaan membuat kita “sedikit” melupakan semua yang terjadi (ihhhhh sedikit… hina sekali!!!!). “iyaa yah karena kejar waktu sampai laparpun dilupakan (bisa yahhhh?#geleng-geleng kepala)”, kamipun tersenyum dan menjawab pertanyaan kakak tadi. Senyum kami tidak tertahankan lagi ketika ada pertanyaan berikutnya yang ditanyakan kepada kami, “kalian masih punya uang atau tidak?” wooowww terkejut sekali kakak Anggi memang penyelamat kita malam ini (Kak Anggi Is the best). 
http://ksmtour.com/informasi/tips-wisata/tips-anti-ketinggalan-pesawat.html

Keesokan harinya berita menyenangkan pun datang lagi tetapi bukan dari kakak Anggi lagi namun datangnya dari dosen pembimbing saya, “ibu Tresia” namanya. Walaupun sempat diawali marah-marah sih, tp semua itu memang karena salah saya jadi “marah saja ibu, marah saja dia nanti bagus…hahahahaha”. Berita baiknya itu adalah ibu telah langsung membelikan tiket balik walaupun ibu harus merogoh kantong lebih dalam tetapi ibu juga is the best (hehehehehe.. ibu baik sakali ya!!). Pesannya ibu buat saya “mulai besok datang ke bandara jam 5 sore ingat itu”, kata saya “iya ibu siap mulai malam ini saya nginap di Bandara ibu hehehehehehe#lebay”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar